Bermotor Menuju Timoer (Part Finale)
Melewati rute 17 dan rute 21 jalan nasional adalah ketidaksengajaan yang mengejutkan dalam artian positif. Jalan lebar, aspal kualitas tinggi, dan juga kontur yang meliuk naik turun adalah medan paling mengasyikan bagi pemotor sepertiku. Kegembiraan di Nagreg pun terulang kembali. Entah berapa kecepatan maksimum yang teraih siang itu, aku tidak memperhatikannya. Yang pasti tidak sampai sekencang di Nagreg karena jarum rpm belum menyenggol angka '10'. Banyak terpapar angin membuat mata berat juga lama-kelamaan, cadangan energi dari proses metabolisme es kelapa muda yang kukonsumsi tidak jauh dari gapura selamat jalan Ponorogo juga tinggal sedikit. Niat hati langsung mengarah ke Kedung Tumpang jadi gagal dieksekusi, akan bahaya jika aku tetap bersikukuh sesuai rencana awal. Aku melipir ke sebuah surau kecil dan mengaso di sana. *** Hampir gelap, tapi masih belum terlalu jingga langitnya ketika sampai di pantai Kedung Tumpang. Aku permisi ke sekumpulan bocah yang sedang nongkrong